Minggu, 19 November 2017

Sore yang gigil dan cinta yang gagal

Apakah sebaiknya kita tidak bertemu agar tak satu kali pun menyambut apa itu kehilangan?apakah kita,kau,aku?apakah semua itu?

Hari yang tiba akan mengunci langkahmu,bayang-bayang berkumpul membentuk sepasang langkah yang pergi.kesunyian mengunci bibirku,terangkum singkat dalam ucapan selamat tinggal.dan kau mengunci ingatan,akankah kita saling melupakan?kau menyematkan janji,mengokohkan hati,katamu,aku akan baik-baik saja meski tanpamu.dan usahamu itu takan pernah berhasil,kau pergi dan aku gagal untuk tetap baik-baik saja.

Aku mungkin dapat saja mengulur waktu,namun aku tak mampu menghentikan langkah hatimu.Tentangku sudah kau tutup rapat,dan kepergianmu mematahkan segala yang masih tersisa di hatiku,yang sialnya kuberikan hanya kepadamu.aku bodoh dalam memaafkan,semestinya tak ku ampuni segala yang menyakitkan,tapi terkadang pada tengah malam yang beku,wajahmu sering kali datang dan buatku mengulang atas apa yang tak sebaiknya terjadi lagi,seperti mencoba keras melupakanmu.seperti menghapus bayang air matamu yang terjatuh di pipiku.seperti melelapkan tidurku di dalam mimpimu.

Hari ketika hujan adalah hari yang berat untuku,sebab aku tidak melihat siapa-siapa selain seseorang yang berjalan menunduk,baginya jalan yang terbentang di ujung sana adalah pintu perpisahan,dimana ada lorong yang tak terlihat mempunyai daya yang kuat untuk menarik kita,aku ke dalam sini dan kau keluar sana,jangan pernah membayangkan itu karena menyakitkan.

Bolehkah aku mengenang sesuatu?hari itu,sore dengan gerimis yang rintiknya cukup untuk membuat basah baju kita kau bersamaku,kita duduk berdua di tepi danau itu menunggu hujan berhenti,aku tak henti-hentinya berdo'a agar hujan ini tak segera berhenti,atau jikapun sampai esok tetap jatuh bahkan semakin deras,aku tak apa.aku hanya ingin lebih lama,usai itu kau mengatakan sesuatu,hingga aku menulis kalimat ini,itu masih saja ku ingat.

"Percayalah,suatu nanti ketika hujan,kau hanya akan mengingatku,juga kenangan ini"

Dan ini adalah hari yang percuma.sekalipun aku menulis seribu kata,kau sudah tak mungkin lagi akan membaca,ini hari yang mesti ku lewati,setiap detik harus ku bohongi bahwa hanya aku yang berantakan tapi hatiku tidak,hari-hari ke depan yang tanpamu,tidak,aku hanya belum terbiasa,dan waktu tidak akan bisa menyembuhkan,sesungguhnya seluruh puisi yang menguatkan segala macam rasa sakit dalam perpisahan hanyalah tipuan,tidak pernah ada,hanya kau penawarnya.

Cianjur,19 november 2017

Kamis, 29 Juni 2017

Bukan puisi

Pada akhirnya yang kita butuhkan bukan orang yang selalu berkata "sabar ya" pada semua masalah kita tetapi orang yang ingin tetap bersama kita melewati kondisi yang payah itu


Pada akhirnya kita akan berhenti mencari orang yang sempurna sebab hati kita telah berhenti pada seseorang yang bersedia menerima versi terbaik dan terburuk kita


Pada akhirnya semua luka akan sembuh dan kita bahagia lalu segalanya menjadi lebih sederhana dari sebelumnya hanya berkat kehadiran seseorang itu


Aku percaya pada akhirnya seseorang itu akan menjadi nyata,dan semoga itu adalah kamu.

Cianjur,30 juni 2017

Senin, 13 Februari 2017

Februari,hujan dan dia



Cinta yang kepadanya adalah luar biasa
Benar,dia seseorang yang pernah mengisi hati,menyesaki kepala
Seseorang yang dikehidupanku dia bermakna
Seseorang yang aku dikehidupannya bukan lah siapa-siapa


Februari lalu aku masih mencintainya
Masih namanya memenuhi setiap do'a
Masih wajahnya kubayangi sebelum pejam
Masih tentangnya aku gelagapan diserang rindu


Masih ia,kini tahun berganti
Aku pergi jauh dari tempat dimana ia berpijak
Dari kota yang mempertemukan mataku pada sosoknya
Hatiku pada tempat jatuhnya
Kini tahun berganti,aku telah meletakan namaku pada hati orang lain
Aku menaruh banyak nama didalam ruang yang dulu ia pernah bertahta

Kini tahun berganti,dan brengseknya aku masih menuliskan dia
Februari membangkitkan ingatan tentangnya
Patah hati paling indah,rasa sakit paling mengesankan dan luka yang selalu ingin dikenang
Entah angin dari mata bagian mana
Namun percayalah aku merindukannya,aku ingin berterimakasih untuk setiap pengabaian yang ia beri
Setiap itu pula aku menulis puisi


Terimakasih telah menjadi bagian paling menyiksa dari puisi-puisi ini
Andai diksi punya warna,ia adalah merah darah dari luka paling segar milik manusia yang jatuh cinta
Barangkali ia masih tidak mengerti betapa aku mensukuri kisah ini
Pahit selalu ingin ku kecap dan airmata yang tak kurelakan kering
Dia seperti itu,luka yang teramat kunikmati


Atas dasar hari yang telah memasuki februari dan hujan yang turun semakin deras
Maka kuputar lagu-lagu ini,beberapa lagu yang kudengar,aku seperti menatap matanya
Matanya itu yang teduh dan menenggelamkan
Mata yang karenanya aku jatuh cinta,di jum'at siang panas kerontang
Namun udara tiba-tiba berubah menjadi embusan salju yang dingin dan menggigilkan
Awan-awan turun menjatuhkan bunga-bunga krisan
Menatapnya hatiku jatuh tak terbantahkan
Detik itu aku tahu benar cinta yang kepadanya adalah luar biasa
Lagu ini,orang-orang tak perlu tahu
Lagu yang mana ku putar berulang-ulang ini sebuh perayaan pada pesta yang hanya menghadirkan sepi


Kau tahu melodi paling menyayat hati?
Kau tahu instrumen yang paling mencabik dada?
Kau tahu aku merindukannya?benar dia yang kepadanya cinta adalah luar biasa


Cianjur 13 februari 2017