Aku berusaha menghilangkan diriku di sela riuh namamu biar bayang-bayang ini pergi,agar aku tak kehilangan kau meski aku harus kehilangan aku.
Aku ingin mengunci kakimu dengan do'a do'aku agar engkau hanya melangkah kemanapun yang sanggup kujangkau,agar aku tak kehilangan dua jiwaku sekalian.
Ada waktu ketika kau sendiri sunyi hingga kau dengar degup jantungmu atau seruan ketiadaan,kau mencintai jarum jam yang berputar mengitari angka-angka namun aku jam pasir yang tak punya itu semua.
Kata-kata dari bibirmu,sajak-sajak yang dijatuhkan hujan dan semua yang tak ada telah dimuseumkan waktu,kita adalah salah satunya.
Kita akan menikmati kehampaan bagai udara yang hanya membawa debu dan uap hitam dari mesin motor,dadaku seperti itu usai mencium aroma kepergianmu.
Kau mendengarkan sebuah lagu,aku masih was-was akan segala bebunyian tentang perpisahan,hatiku rapuh dan air mataku mudah patah terkapar duka dipipimu alir dari segala ketidak inginan buruk atasmu.
Aku membakar kenangan namun tidak pernah mencoba melupakannya,aku terlanjur suka mengerjakan hal-hal yang sia-sia,maka aku mencoba melupakanmu lagi dan lagi.
Aku ingin hilang untuk menemukanmu,siapa yang peduli perkara samakah kalimat ini dengan aku ingin mati untuk menghidupkanmu,atau aku ingin lupa untuk mengingatkanmu,bahkan kau pun tak peduli,bahkan aku sendiri demikian.
Cianjur,2 agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.