Kamis, 25 Maret 2021

Bersalah



barangkali kau tengah melangkah bebas sambil mencintai diri sendiri,

sebagaimana kau semestinya:

sebelum aku, sebelum kita.

sebab kau tak berutang bayang-bayang yang harus kau lunasi, sesuatu yang pantas kau sesali.

jauh di titik yang mungkin kau sudah lupa, aku terlambat menyadari bahwa tak kutemukan lagi seseorang yang akan sama.

yang mampu kucintai sambil memejam atau memicingkan mata.

yang dengannya, dulu, aku selalu mampu merasa diri ini lebih dari sekadar berharga.

kira-kira, seperti itulah saat kau dicintai seseorang tanpa banyak tanda tanya.


masih kucoba mengingat-ingat bagaimana caramu menyakiti, sebagai seseorang yang pernah pergi sambil diam-diam menancapkan pisau tertajam di dalam sebuah pelukan yang paling tak ingin disudahi.

untuk kesekian kali pula, aku gagal, dan menemukan diri ini adalah perempuan paling jahat yang dengan tidak pantas pernah berkuasa di hatimu.

di waktu yang terlalu tiba-tiba, kau sering hadir menjelma perasaan bersalah.

aku tidak bisa memaafkan diriku atas dosa pernah mematahkan hatimu.


katakanlah aku telah menjadi asing untukmu, dan kau hanya ingat namaku di dalam daftar manusia yang sebaiknya kau hindari.

namun aku selalu bodoh untuk terus menganggap untukku kau masih menyimpan cinta.

padahal kau telah jauh, dan aku tertunduk meratapi—tak semestinya aku melepas yang terbaik.


katakanlah—sekali lagi, aku hanya punya satu anak panah yang boleh kulesatkan,

anak panah itu adalah cinta, dan aku hanya punya satu kali kesempatan untuk mengungkapan, ketahuilah: kau orangnya.


aku tidak memohon agar waktu diulang di hari-hari kau belum kusia-siakan.

aku memohon:

kita dipertemukan,

oleh waktu,

di hari-hari yang akan terus berulang,

tanpa kesia-siaan.


Cianjur 25 maret

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.