Selasa, 23 Januari 2024

Kehilangan Kekasih


Tiang-tiang lampu jalan telah kunamai dirimu, pun tembok-tembok yang membelah kota kunamai dirimu.

Kau di mana?


Sepasang mata tua sibuk mencari serpihan hatimu yang terserak di antara jalan lengang yang perlahan dilahap malam.

Bayang-bayangmu timbul-tenggelam di tengah arus waktu yang mengalir di jeram dalam kepalaku.

Kau di mana?


Telah sampai diriku di ujung waktu. Detik-detik mulai melambat berdentang di telingaku. Malam kian gelap Keheningan meracaukan segala hal yang lama tersimpan di rongga dada

Kau tuan bagi segenap kesedihan-kesedihanku, bagi kesepian-kesepianku.

Ah, kekasih, kau di mana?


Kini usiaku tak lebih seperti dedaunan kuning yang menunggu musim gugur tiba. Tetapi tiang-tiang lampu jalan telah kuberi nama kau, juga tembok-tembok yang membelah kota.

Mereka akan mengenangmu seperti aku mengingatmu.


Kau di mana?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.