ada suara retak, yang barangkali mustahil sampai ke telingamu. ada kepingan-kepingan yang berusaha saling menguatkan dan bersikeras memohon diutuhkan. ada pula perasaan yang berjalan sendirian menunggu ditemukan. pada akhirnya akan ada aku yang menghamba hatimu, perkara waktu sampai akhirnya dipatahkan.
aku kira aku telah mampu dalam memberimu segala. sampai di titik kepalaku disadarkan oleh pukulan paling sulit diterima bernama kenyataan. betapa tidak mudah menggadai kewarasan saat cintamu terpasung utang yang kepalang terlambat dilunasi. jiwaku telah menjadi tawanan untuk perasaan-perasaan yang tak mampu ditebus akal sehatmu.
aku ingin membenturkan kepalaku dan memecahkannya menjadi tujuh ratus dua puluh lima keping demi memuntahkan kalimat-kalimat yang tak pernah sempat menyentuh lidahku. terlalu banyak keputusasaan yang akhirnya mati bahkan sebelum memutuskan gantung diri. sedang di keheningan yang lain, jemariku ingin terlelap di ruas pipimu, menjelajah sudut matamu yang sayu sebab tak seorang pun mencoba membaca betapa kau menyembunyikan duka yang tak kalah hebat.
demikian kau mengabaikan seseorang yang siap memberimu seluruh taman yang ia punya, demi setangkai mawar yang mungkin tega melukaimu kapan saja. kiranya di kota yang mulai terhapus dari ingatanmu, langit tengah meledak dan namaku terpental dari kepalamu menjadi sesuatu yang asing dan sukar kau kenali. sementara dada kiri kian mencemaskan kemungkinan bahwa kita adalah doa-doa yang lupa diaminkan.
Cianjur 23 juli 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.