Jumat, 27 Mei 2016

Jangankan baik,sebangsat itu pun kau tetap kugilai.

Entah aku yang terlalu bodoh,atau sengaja membutakan diri atas nama cinta.

Sebagian mereka menyadari perihal perasaanku padamu,selalu mengatakanmu seakan-akan itu merendahkanmu,aku tentu kecewa mendengarnya,aku selalu merasa tak cuma kamu yang direndahkan.

Bukannya kamu sepakat jika hidup tak melulu layaknya mengarung laut dalam arus yang sejalan?mata angin pun menegaskan bahwa utara tak sama halnya dengan selatan
Persimpangan mengajarkan setiap ada kiri pasti ada kanan
Begitu pun kamu,kamu indah dan mengagumkan dengan caramu
Tersebab aku jatuh cinta,karena kamu menjelma dirimu  apa adanya.

Sebab itu aku ingin bertanya,apakah aku yang terlalu bodoh sehingga mesti memusingkan pendapat orang lain atas hatiku kepada siapa aku jatuh cinta?dan benar,kurasa aku tak sebodoh itu,melainkan lebih bodoh.
Peduli apa orang-orang atas aku,kamu dan perasaanku yang jika patah aku tak yakin mereka dapat mengutuhkannya kembali
Sebab itu aku hanya ingin memprasastikan kisah ini sebagai aku dan kamu,bukan aku,kamu dan cercaan mereka.

Aku selalu mensyukuri kekagumanku padamu sebagai cara pandang berbeda,dengan dalih bahwa tak banyak yang bisa memahami sisi kelembutan yang tersembunyi dari kelakuanmu yang memang bangsat
Mungkin aku satu dari sedikit yang mampu menyadari itu.

Seorang teman pernah bertanya padaku:mengapa aku mencintaimu?bukankah kamu lelaki brengsek,pecandu dan entahlah?
Sungguh,semakin aku merenungkan pertanyaan itu,yang kudapatkan justru aku semakin mencintaimu.entahlah.

Mungkin aku mesti menjawabnya,dengan sederet kalimat yang sudah aku siapkan.sebab aku yakin setelah mereka tau aku mencintaimu,pasti akan kuterima banyak pertanyaan bodoh seperti ini,dan ia kujawab dengan sebaris tanya pula,kurang lebih seperti ini:pernahkah kamu jatuh cinta?butuhkah alasan?

Sudahlah..sebenarnya aku enggan jika harus melibatkan mereka dalam tulisan ini,aku hanya ingin menuliskan aku dan kamu,aku dan semua kelembutan hatimu,aku dan segala keberengsekanmu
Andai kamu berkenan menyelam kedalam hatiku sebentar saja,tentu kamu percaya betapa aku jatuh cintanya dengan caramu menyalakan korek api dan menyulut batang rokok.

Kiranya kamu mau meluangkan sedikit waktumu,berenanglah di nadi yang mendenyutkan namamu ini,dan temukan aku disepanjang pembuluhnya tengah berdebar-debar,dengan kamu sebagai alasannya
Ingatlah,pernah ada masa disaat pertama aku merasa sangat jatuh cinta dengan caramu menatapku,didalam bola mata yang hangat itu aku menemukan diriku berenang-renang,aku bahagia.

Terang sudah,bahwa mencintaimu aku hanya butuh keluasan hati,dan kamu tentu saja
Dan bukankan sudah atau bahkan berkali-kali aku jelaskan? Bahwa kamu tetaplah kamu yang aku cintai,sekalipun tentangmu meniadi baik atau buruk didalam omongan mereka.

Kepadamu mataku buta,tetapi tidak halnya dengan cinta.

Malam Yang Tidak Tidur

Malam mengerucut,sunyi dan ruang hati bergaung.
Lagu yang diputar berulang dan berkelebat-kelebat bayang hanyalah sejumlah arti yang sejajar dengan sepi
Lirik ini memang tak menyebutkan kita,tapi aku bertaruh pasti ini tentang kesedihan

Entah siapa yang pantas disebut pergi antara kau dan aku,bagiku kehilanganmu tetap pilihan yang tak seharusnya diwujudkan
Entah siapa yang akan lebih dulu melupakan,didalam diriku kau masih nama yang sulit tergantikan

Biar aku memejamkan mata dan melihat kau melangkah pelan-pelan
Untuk sebuah air mata,jatuh cinta memang tak sebaiknya ada
Dengarkanlah,betapa kita terlampau jauh,lagu ini menerjemahkan,sunyi ini menjelaskan

Dilangit kamarku dan malam yang meninggi
Senyummu unggun api ditempat rinduku
Membakar gigil dari pelukan-pelukan yang gagal
Dan aku bukan apapun yang selain engkau dari segala tinggal dan meninggalkan

DARI AKU KEPADAMU !

Kamis, 26 Mei 2016

Sebuah sore

Di sore yang gerimis
Aku mendengar sebuah kehilangan
Seperti musim hujan,yang kehabisan ruang untuk memulangkan ingatan

Telah kutemukan hari dimana dua puluh empat jamnya adalah waktu-waktu yang mungkin untuk menyakiti diri dengan cara merindukan
Aku seseorang yang dipilih sunyi untuk diam dan merenungkan bagaimana seharusnya perpisahan yang sedikit saja rasa sakitnya

Gerimis pukul empat sore
Sesuatu mengetuk kenangan yang tak berpintu
Tentang sebuah tempat yang kau sebut masalalu
Ketika kita menghabiskan jam-jam yang belum berhenti berputar
Saat arloji berseru:sesuatu akan kumakamkan dimata indahmu,senja

Aku ingin menjadi air mata
Katamu kau belum sanggup melihat kesedihan
Terutama hal-hal yang lahir,dari sepasang hujan dimataku
Sebab aku ingin menjadi air mata,katamu sekali lagi
Sehingga tak kau biarkan aku menangis,aku berduka,atau bersedih sendirian

Kita adalah sebuah kefanaan yang menghindari suatu hari,pada suatu nanti kau dan aku tak saling menemukan
Ialah hari-hari yang terus menerus menjadi ukuran waktu begitu panjang yang kerap mereka sebut sebagai selamanya
Dan kita ingin berdua lebih lama,beberapa detik saja dari selamanya

Pagi selalu sederhana,mencintaimulah yang rumit


Aku suka pagi
Ia menyediakan apapun
Termasuk sebuah cara untuk mengenangmu lebih lama
Ada hal-hal yang sulit dimengerti,seperti hujan turun tiba-tiba
Kemudian aku rindu kau begitu saja

Dan aku tidak begitu suka hujan yang jatuh dipagi hari
Tubuhku menjadi berat membuat malas tumbuh berkali-kali lipat
Yang mungkin kukerjakan hanya merawat kerinduan
Sesuatu yang sebenarnya tak perlu

Aku dan hatiku sepakat untuk jatuh cinta
Sebuah keegoisan yang kuperjuangkan untuk kau saja
Tetapi konsekuensi masih berlaku
Sekalipun untuk urusan perasaan yang belum dikisahkan peraturan ialah:tidak ada jatuh cinta,tanpa menanggung rindu setelahnya.

Pagi selalu sederhana
Kearah matahari yang sebentar lagi terbit aku menerka sesuatu
Hujan belum akan datang barangkali
Pagi menjadi lebih sederhana

Dan barangkali akan begitu sederhana
Sebab sampai sejauh kalimat ini,belum kutulis sebuah kata cinta
Apakah serumit itu mencintaimu?
Keluarlah dipagi yang masih mengeluarkan embun
Tutup matamu dan jatuh cintalah
Seseorang akan memberitahumu,serumit apa mencintai itu.

Aku hampir melupakan sesuatu
Bahwa selain mencintai,beberapa hal memang semestinya rumit
Seperti katamu:
Mungkin dimasa putih abu serumit kotak susu yang tumpah
Dan mencintaimu hanya sepotong kisah dari serangkaian masa bernama putih abu
Semoga,ku ingat kau sebagai sesuatu yang akan manjadi lama
Yang akan lebih tua dari kesedihan kita

Pagi selalu sederhana
Dan mencintai tak benar-benar rumit
Mencintaimu pun sederhana,rasa ingin memiliki lah yang membuatnya rumit

Namun keinginan memiliki pun sederhana
Takut kehilangan lah yang menjadikan ia demikian rumit
Sebab aku mencintaimu sepaket dengan rasa takut,dari kehilangan yang sewaktu-waktu

Maka biarlah aku merumitkan diri
Mencintaimu,aku tak ingin tahu lebih dalam
Tentang arti sebuah sesal

Di ujung kata-kata

Lengkaplah sudah sepi ini mengurung sendiriku
Terkulai dikunyah nelangsa yang berapi-api
Menyusuri jalanan lengang
Bersimbah angan tanpa tujuan

Dalam derap gerimis yang menghujam
Terbuai wajahmu menyusup bertubi-tubi
Membawa sebaris kata bahagia yang menenggelamkan nurani
Diatas pengharapan tak berkesudahan

Tentang rindu kusam
Tentang cinta terbuang
Mengutip satu namamu diantara keluh kesah
Gundah,gelisah,air mata dan lara

Masihkah ada sedikit senyum darimu
Dibatas penantianku yang kini makin terbata
Jika masih ada ruang dihatimu untukku sedikit saja
Tolong bicaralah pada tanah yang membentang
Pada pohon-pohon rindang
Dan angin yang mengusik keangkuhan

Setidaknya agar ada tanda yang bisa kubaca dan kuraba
Janganlah sepi yang hadir
Janganlah semu yang membeku
Karena aku selalu berjalan menujumu

DARI AKU KEPADAMU !

Rabu, 25 Mei 2016

pergi yang manis



Pelukan erat nan hangat malam itu adalah bentuk lain dari lambaian tangan dan ucapan selamat tinggal,Sungguh sebuah pergi yang manis namun tetap saja membuat  seisi dada teriris


Tak ingin menampik realita,bahwa memang benar kau berlalu bukan dengan hal hal yang sakit,namun tahukah engkau tuan?semanis apapun sebuah perpisahan tak akan sanggup membendung derasnya tangisan

Karena hati yang ditinggalkan tentu akan kehilangan,dan itu menyakitkan
Karena tak ada pergi yang tak meninggalkan jutaan patahan sakit
Kuperjelas lagi tuan,"karena tak ada pergi yang tak meninggalkan jutaan patahan sakit"




Cianjur,25 mei 2016

Selasa, 24 Mei 2016

hujan yang remuk redam

pashapena.blogspot.com
Entah apa yang dibawa hujan malam ini,setiap rinainya yang jatuh seperti belati yang menyayat nadi dan seperti pisau yang menghunus kedalam jantung,sungguh hujan malam paling luka


Aku yakin mendung menyertakan namamu dalam setiap rinai hujan yang jatuh oleh sebab itu suara gaduh gemericik yang jatuh kepermukaan tanah seakan menyerangku dengan bersenjatakan kenangan


Gemericik itu begitu riuh kudengar
Apakah mereka menertawakan atau meraung berduka melihatku terkapar pilu
Entahlah aku tidak tahu
Yang pasti hujan malam ini membuat luka seisi dadaku




Cianjur,24 mei 2016

Minggu, 08 Mei 2016

Tuan Penabur Lara





Tuan penabur lara
Tetaplah dalam diammu
Jangan bersuara untuk sekedar menyapa
Karena sapamu akan membangunkan luka lama


Tuan penabur lara
Tetaplah dalam angkuhmu
Jangan menghampiri untuk kemudian pergi
Karena sulit jika harus melepasmu kembali


Tuan penabur lara
Tetaplah dalam abaimu
Jangan beri harapan untuk kau hempaskan
Karena sakit teramat dalam ketidak pastian

Sabtu, 07 Mei 2016

untuk sebuah nama

Tidak ada yang salah dengan cinta kita,hanya saja engkau salah melabuhkan dan aku salah tanpa pertimbangan telah menadahnya.

Memang tak kupungkiri kita pernah bahagia bersama,tetapi seiring dengan itu,luka luka dengan derasnya kau jatuhkan padaku dan aku jatuhkan kepadamu,dengan nama cinta kita saling melukai.

Kau dan aku tak bisa menyatukan perbedaan  kontras antara kita,hingga kebersamaan kita penuh dengan perdebatan,kau keras kepala dengan egomu dan aku yang selalu mengalah bukan karena setuju melainkan karena tak dapat melawan keras kepalamu,hingga diakhir perdebatan kita senyap tanpa kata,kau dengan sedihmu dan aku dengan sedihku.

Memang benar kalimat "aku mencintaimu" yang kau dan aku ucapkan selalu menyembuhkan diakhir perdebatan,tapi sayangnya tak dapat kau jadikan alasan untuk tetap tinggal dan bertahan.

Hingga datang hari dimana engkau pergi meninggalkan aku,tak pernah sebelumnya kurasa luka yang seberdarah ini,mengingat tanpa pamit kau berlalu dariku,begitu jauh kau melangkah hingga aku tak dapat menemukanmu.

Aku tak pernah menyalahkanmu atas setiap pertengkaran,tapi kali ini kau sangat bersalah karena dengan tega telah merencenakan kepergianmu hingga apik kau kemas agar aku tak curiga,kau sungguh bersalah karena berlalu disaat kita sedang baik baik saja.

Kau pergi dengan kesiapan hati,tapi aku?saat mengetahui pergimu kala itu untuk tak pernah kembali aku benar benar terluka,bahkan seluruh kata kata menyakitkan tak dapat melukiskan sedihku.

Namun walau bagaimanapun keadaan menikamku aku harus tetap melanjutkan hidup,menjalani hari tanpamu,bulanpun berganti tahun tetapi luka berdarah yang disebabkan olehmu ini tak pernah berkurang kadar kesakitannya walau sedikitpun.

Namun,,tak peduli betapapun kau melukaiku hingga seberdarah ini,dalam degup dan detak kau adalah sebuah nama yang tak henti ku do'akan agar bahagiamu utuh walau kepada perempuan lain kau berlabuh.

Aku masih disini,ditempat yang sama sewaktu kau tinggalkan.
Aku masih disini,dengan perasaan yang sama walau kau abaikan.
Dan aku masih disini,dengan cinta hebat yang kupunya berharap hari nanti kau sudi kembali untuk melanjutkan kisah yang sekarang terhenti.

Biarlah ini urusanku,mencintaimu sepihak dan merindukanmu sepihak.


Jangan tanya mengapa aku rela seperti ini,aku hanya mencintaimu.